Fisiologi Menstruasi


Menstruasi merupakan pengeluaran darah secara periodik (rata – rata 28 hari) dari vagina karena terlepasnya mukosa uterus. Peristiwa ini merupakan integrasi dari hipotalamus, hipofisis, ovarium, dan uterus. Hipotalamus menyekresi hormon Gonadotropin Realising hormon (GnRH). Hipotalamus menyekresi follicle Stimulating Hormone (FSH) dan Lutenizing Hormone(LH). Ovarium mengalami 2 fase, yaitu fase foskuler dan fase luteal. Uterus mengalami 3 fase, yaitu proliferasi, sekretorik, dan menstruasi (Gulton dan Hall, 2014).

1.    Siklus Ovarium
a.       Fase folikuler
GnRH menstimulasi sekresi FSH menyebabkan pertumbuhan folicle ovarium. Setiap bulan, 10-15 folikel primordial distimulasi untuk tumbuh. Folikel primordial tumbuh mejadi folikel primer, kemudian menjadi folikel skunder. Atas folikel tersier menghasilkan hormon seks yaitu, progesteron, androgen dan estrogen, namun yang paling banyak disintesi adalah estrogen. Satu folikel akan terus tumbuh menjadi folikel dominan hingga terbentuk folikel de graf atas pengarus FSH dan LH, sedangkan yang lainnya megalami atresia. Ovulasi terjadi ketika sekresi LH mencapai puncak, yaitu sekitar 14 hari siklus. Ovulasi merupakan suatu peristiwa pecahnya folikel de graaf disertai dengan dilontarkannya ovum keluar ovarium. Ovum selanjutnya ditangkap oleh fimbrae tuba falopi. Sisa folikel yang pecah membentuk korpus rubrum.
b.      Fase Luteal
Dibawah pengaruh LH, korpus rubrum berubah mejadi korpus luteum yang berwarna kekuningan seperti lemak, serta mampu menyintesis hormon seks (progesteron, androhen, dan estroen). Namun yag dominan di sintesis adalah hormon [rogesteron. Bila terjaid konsepsi/ kehamilan korpus luteum ini di pertahankan hingga terbentuknya plasenta (sekitar 16 minggu) dan disebut korpus luteum graviditatum.
2.    Siklus Uterus
a.       Proliferasi
Endometrium mengalami pertumbuhan pesat karena pengaruh hormo estrogen yang dihasilkan oleh ovarium. Ketebalan endometrium terus meningkat, terjadi pertumbuha pembuluh darah dan kelejar – kelenjar. Fase ini berlangsung hingga terjadiya ovulasi ( hari ke-5 hingga ke-14 siklus menstruasi).
b.      Fase sekretorik
Atas pengaruh hormon progesteron da progestero yang dihasilkan oleh korpus luteum, endometrium semaki tebal karena penigkatan pesat vaskularisasi dan kelenjar kelenjar endometrium memanjang dan berbelok – belok. Pada saat ini endometrium banyak menyekresi  glikoge untuk nutrisi hasil konsepsi. Endometrium siap menerima hasil konsepsi. Jika tidak terjaid konsepsi, vaskularisasi menurun akibat menurunnya progesteron.
c.       Fase menstruasi
Penurunan vaskularisasi meyebabkan endometrium mengalami iskemia dan nekrotis. Dari jaringan nekrotis tersebut, di sekresi prostaglandin yang meyebabkan vesospasme. Proses ini menyebabkan endometrium terlepas dan luruh disertai perdarahan yg dikeluarka melalui vagina yag disebut haid/menstruasi. Selanjutnya akan dimulai daur baru.

Comments

Popular posts from this blog

Anatomi Fisiologi Sistem Reproduksi Wanita

Anatomi Fisiologi Sistem Reproduksi Pria

Mekanisme Persalinan Normal